Diberdayakan oleh Blogger.

Translate


RSS

Jumat, 03 Februari 2012

MENELADANI RASULULLAH


Di bulan Rabi’ul Awwal ini, ada satu peristiwa yang sangat penting, yakni lahir seorang revolusioner sejati, pemimpin terbaik sepanjang sejarah peradaban manusia, manusia yang paling mulia di sisi Allah ta’ala, dialah Muhammad shallaLlahu alayhi wa sallam. Maka kita wajib bersyukur dengan kelahiran beliau, karena telah mengangkat derajat manusia dari zaman jahiliyah menjadi manusia yang berakhlakul karimah, kita juga wajib bersyukur karena kita yang terpilih menjadi umat beliau.
Serbagai rasa syukur atas nikmat ini dan sebagai bukti rasa cinta kepada beliau maka masyarakat kita terbiasa memperingati hari Maulid Nabi Muhammad shallaLlahu alayhi wa sallam. Berbagai acara diselenggarakan untuk memeriahkan hari tersebut. Tidak hanya dilaksanakan dikampung-kampung, di masjid-masjid, bahkan istana Negara sejak masa pemerintahan Bung Karno hingga hari ini telah rutin menyelenggarakan acara untuk memperingati maulid Nabi Muhammad shallaLlahu alayhi wa sallam. Berbagai ekspresi kecintaan diungkapkan. Berbagai nasihat untuk meneladani kehidupan Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam juga telah disampaikan. Namun, sudahkah berbagai kegiatan tersebut telah menghantarkan ummat ini untuk sungguh-sungguh meneladani Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam ? sehingga ummat ini mampu mengamalkan sunnah beliau selama 24 jam sehari semalam. Atau akhirnya, ia hanya menjadi seremoni hampa tanpa makna.
Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam memang tidak pernah memerintahkan kepada ummatnya untuk memeringati hari kelahiran beliau, bahkan para sahabat beliaupun juga tidak pernah mengamalkan hal itu, padahal merka adalah generasi yang terbukti paling mencintai Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. . Akan tetapi, upaya meneladani kehidupan Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam, sebagaimana yang sering dinasihatkan dalam peringatan Maulid Nabi adalah sesuatu yang sangat penting. Karena, sesungguhnya keimanan kita kepada Allah Ta’ala, tidak akan sempurna sebelum kita menjadikan Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam sebagai teladan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (الأحزب :٢١)
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap  (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab [33] : 21)
Dalam ayat ini Allah Ta’ala menjelaskan bahwa mereka yang meneladani RasuluLlah shallaLlahu alayhi wa sallam adalah mereka yang lurus Tauhidnya kepada Allah. Mereka yang selalu mengharapkan keridhaan Allah dan balasan terbaik di kampung akhirat. Mereka yang menghiasi hari- harinya dengan banyak mengingat Allah Ta’ala.
Bahkan dalam ayat Al-Qur’an lainnya, Allah Ta’ala menegaskan bahwa syarat mendapatkan cinta-Nya adalah mengikuti jejak langkah (sunnah) Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّو اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (آل عمران: ٣١)
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran [3] : 31)
Untuk itu mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam adalah kewajiban asasi bagi setiap muslim. Ini merupakan konsekwensi dari syahadat kita yang kedua, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Mengikuti sunnah Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam juga merupakan jalan keselamatan dalam kehidupan akhir zaman saat ini yang penuh dengan fitnah. Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Irbadh ibn Sariyyah radhiyaLlahu ‘anhu,
قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِمَا عَرَفْتُمْ مِنْ سُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَعَلَيْكُمْ بِالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّمَا الْمُؤْمِنُ كَالْجَمَلِ الْأَنِفِ حَيْثُمَا قِيدَ انْقَادَ
"Aku telah tinggalkan untuk kalian petunjuk yang terang, malamnya seperti siang. Tidak ada yang berpaling darinya setelahku melainkan ia akan binasa. Barangsiapa di antara kalian hidup, maka ia akan melihat banyaknya perselisihan. Maka kalian wajib berpegang teguh dengan apa yang kalian ketahui dari sunnahku, dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjukk, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham. Hendaklah kalian taat meski kepada seorang budak Habasyi. Orang mukmin itu seperti seekor unta jinak, di mana saja dia diikat dia akan menurutinya." (Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Majah dalam sunannya nomor 43, dan Imam Ahmad dalam Musnadnya nomor 16519)
Sesungguhnya yang dimaksud dengan sunnah Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam bukanlah hal-hal tertentu saja dalam kehidupan Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam. Bukan terbatas dalam masalah ubudiyyah (shalat, zakat, shaum dan sejenisnya) saja .Akan tetapi seluruh kehidupan Rasulullah adalah sunnah yang harus diikuti. Karena tidak ada satu pun ucapan dan perbuatan Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam yang keliru. Seluruh segi kehidupan Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam telah terbimbing dengan wahyu.
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى (النجم:٣٤)
Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm [53] : 3-4)
Bahkan dahulu para sahabat Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam sangat memperhatikan dan meneladani kehidupan Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam hingga sampai pada masalah-masalah yang kita anggap remeh dan sepele.
Mencintai Rasulullah tidaklah cukup hanya dengan memperingati hari kelahiran beliau setiap tahun saja. Namun mencintai beliau adalah dengan menjadikan beliau sebagai suri tauladan dalam kehidupan kita sehari- hari, sehingga kita mampu mengamalkan sunnah-sunnah beliau 24 jam sehari-semalam.
Semoga dengan upaya kita yang sungguh-sungguh dalam meneladani seluruh sunnah Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam, dan menjadikan sunnah tersebut sebagai manhajul hayah (cara hidup) kita, Allah Ta’ala memberikan kesuksesan dan keselamatan dalam kehidupan kita. Baik di dunia maupun di akhirat.
Oleh : Ust. Nanang Zakaria, S.Pd.I
(Artikel ini diambil dari buletin jum'at Ar-Rahmah  yang diterbitkan oleh seksi Dakwah dan Pendidikan Masjid Al- Muqarrabin. Jl. Parit H. Husin 1 Pontianak Tenggara)

1 komentar:

  1. hemmmmm sungguh menyentuh
    makasih ya dah memberi makan qalbuku

    BalasHapus