Diberdayakan oleh Blogger.

Translate


RSS

Senin, 30 Juli 2012

RAMADHAN SARANA MENTARBIYAH AKHLAQ


Oleh: Abu Mahir Nanang Zakaria, S.Pd.I
 
Pembaca muslim yang dirahmati Allah Ta’ala
Akhlaq Al-Karimah di dalam Islam merupakan salah satu komponen penting yang harus dibangun oleh setiap pribadi Muslim, karena akhlaq memiliki kedudukan yang tinggi di dalam Islam. Sehingga Islam adalah agama akhlaq. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rasulullah yang menghubungkan antara Aqidah dengan akhlaq. Perhatikan sabda Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wasallam:
عن أبي هريرة رضي الله عنه أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: من كان يؤمن بالله واليوم الأخير فليكرم جاره و من كان يؤمن بالله واليوم الأخير فليكرم ضيفه و من كان يؤمن بالله واليوم الأخير فليقل خيرا او ليصمت (رواه البخارى و مسلم)
Dari Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia memuliakan tetangganya, Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia memuliakan tamunya, Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata baik atau diam.”(HR. Al-Bukhory dan Muslim)
Hadits di atas menjelaskan bahwa ada korelasi antara aqidah dengan akhlaq, sehingga Apabila aqidah seseorang buruk maka akhlaqnya pun buruk, tetapi manakala aqidah seseorang itu baik maka akhlaqnya pun baik.

Ulama’ membedakan antara akhlaq dengan moral atau budi pekerti. Akhlaq adalah mengikuti aturan-aturan Allah yang telah diejawantahkan oleh baginda Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan sebuah hadits:
عن أبي هريرة رضي الله عنه أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ (وَفِي رِوَايَةٍ صَالِحَ) الأَخْلاَقِ (رواه البخاري)
Dari Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda: “Sesungguhnya aku (Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam) diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (dalam riwayat yang lain dengan lafadz untuk memperbaiki akhlak)” (HR. Al-Bukhory).
Akhlaq memiliki sifat kamil dan syamil (tak terbatas, universal dan sempurna). Sedangkan moral atau budi pekerti adalah mengikuti aturan-aturan yang dibuat oleh manusia dan sifatnya terbatas. Sehingga boleh jadi suatu perkara sudah dianggap sesuai dengan moral suatu suku atau bangsa tetapi dinilai tidak bermoral oleh suku atau bangsa yang lain.
Ramadhan merupan momentum yang baik untuk membina akhlaq setiap muslim, karena di bulan nan suci ini kita sedang di tarbiyah oleh Allah Ta’ala untuk menjadi hamba yang berakhlaq al-karimah. Terdapat banyak hadits menerangkan hal ini, antara lain:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلّ الله عليه وسلّم : إذا كان يوم صومٍ أحدكم فلا يرفث ولا يصخب فإن سابّه أحدٌ أو قاتله فليقل إنّي صائمٌ. (متفق عليه)
Dari Abu Hurairah r.a berkata Rasulullah saw. bersabda : Apabila salah seorang diantaramau puasa maka janganlah berkata keji dan janganlah berkata keras (mencaci), maka apabila ada yang mencaci atau mengajaknya berkelahi maka katakan: sesungguhnya aku sedang berpuasa. (HR. Al Bukhory dan Muslim) 
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلّ الله عليه وسلّم : من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه (رواه البخارى)
Dari Abu Hurairah r.a berkata Rasulullah saw. bersabda : Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan  kotor, maka Allah swt. tidak mempunyai keperluan dengan meninggalkan makan dan minumnya. (HR. Al-Bukhory)
Dari kedua hadits di atas jelas bagi kita bahwa Allah tidak akan menerima puasa seorang hamba apabila ia tidak bisa menjaga akhlaqnya. Dengan demikian salah satu tujuan Allah mengadakan penataran akbar melalui ibadah puasa ini adalah untuk mentarbiyah akhlaq umat Islam. Karena memang inilah salah satu dari kriteria tanda bagi seorang yang bertaqwa. Bukankah tujuan utama puasa adalah agar tercipta hamba-hamba yang bertaqwa. Mari kita perhatikan bersama firman Allah yang menunjukkan bahwa akhlaq merupakan cirri-ciri orang yang bertaqwa:
(#þqããÍ$yur 4n<Î) ;otÏÿøótB `ÏiB öNà6În/§ >p¨Yy_ur $ygàÊótã ßNºuq»yJ¡¡9$# ÞÚöF{$#ur ôN£Ïãé& tûüÉ)­GßJù=Ï9 ÇÊÌÌÈ   tûïÏ%©!$# tbqà)ÏÿZムÎû Ïä!#§Žœ£9$# Ïä!#§ŽœØ9$#ur tûüÏJÏà»x6ø9$#ur xáøtóø9$# tûüÏù$yèø9$#ur Ç`tã Ĩ$¨Y9$# 3 ª!$#ur =Ïtä šúüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÊÌÍÈ   šúïÏ%©!$#ur #sŒÎ) (#qè=yèsù ºpt±Ås»sù ÷rr& (#þqßJn=sß öNæh|¡àÿRr& (#rãx.sŒ ©!$# (#rãxÿøótGó$$sù öNÎgÎ/qçRäÏ9 `tBur ãÏÿøótƒ šUqçR%!$# žwÎ) ª!$# öNs9ur (#rŽÅÇム4n?tã $tB (#qè=yèsù öNèdur šcqßJn=ôètƒ ÇÊÌÎÈ  
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran [3]: 133-135)
Ayat di atas menjelaskan bahwa orang yang bertaqwa adalah orang yang mampu menafkahkan hartanya baik dikala lapang maupun sempit, yang mampu menahan amarahnya dan mudah memaafkan kesalahan orang lain, segera menyadari ketika berbuat kesalahan dan bertobat dan semua ini adalah bagian daripada akhlaqul karimah.

Ketika kita melihat realita yang terjadi pada saat sekarang ini, kenapa umat Islam dilecehkan bahkan dihina oleh umat yang lain, karena umat Islam telah jauh dari akhlaq Islamy. Sebagaimana kita ketahui bersama banyak kasus kriminal yang dilakukan oleh ummat Islam. Mulai dari korupsi, pembunuhan, pencurian, perampokan dll. Bahkan di beberapa media masa diberitakan tentang kasus korupsi pengadaan Al-qur’an. Astaghfirullah, sudah sedemikian parahkah akhlaq umat islam, sampai kitab sucipun di korupsi. Bagaimana kita bisa menjadi rahmatan lil ‘alamin, bagaimana kita bisa menjadi suri tauladan yang baik bagi seluruh alam, jika kita masih jauh dari akhlaq Islamy.

Untuk itu para pembaca muslim yang dirahmati Allah Ta’ala mari kita jadikan momentum yang terbaik ini untuk mentarbiyah akhlaq kita, kita kembalikan kejayaan Islam ini dengan senantiasa berlomba-lomba memperbaiki akhlaq al-karimah.

Allahu a’lam bishshowwab

Pontianak, 11 Ramadhan 1433 H/ 30 July 2012 M